Kapal Kontainer Hapag Lloyd di Terminal Burchardkai

Mengenal Lebih Dekat Kapal Kontainer Panduan Praktis untuk Pemula

 

Dunia pelayaran menawarkan petualangan dan kesempatan yang menarik, terutama bagi mereka yang tertarik dengan kapal kontainer yang telah menjadi tulang punggung logistik internasional. Dengan kapasitas angkut yang luar biasa dan efisiensi dalam distribusi barang, kapal-kapal ini telah merevolusi cara dunia mengangkut komoditas. Dari elektronik hingga bahan baku industri, hampir setiap aspek ekonomi modern bergantung pada sistem transportasi ini. Namun, bagaimana kapal kontainer berkembang menjadi infrastruktur vital dalam rantai pasok dunia? Apa yang membuatnya begitu krusial bagi perdagangan lintas negara? Artikel ini akan menjadi panduan lengkap bagi pelaut pemula yang ingin mengenal lebih dalam tentang kapal kontainer, mulai dari sejarah dan strukturnya hingga teknologi dan evolusi kapal kontainer dalam perdagangan global.

Apa Itu Kapal Kontainer?

Kapal kontainer adalah jenis kapal kargo yang dirancang khusus untuk mengangkut peti kemas standar (kontainer). Peti kemas ini memiliki ukuran yang terstandarisasi, seperti TEU (Twenty-foot Equivalent Unit) atau berukuran 20 kaki dan FEU (Forty-foot Equivalent Unit) tu berukuran 40 kaki, memungkinkan sistem transportasi yang efisien dari kapal ke truk atau kereta api.  Kontainer-kontainer ini terbuat dari baja bergelombang untuk kekuatan ekstra, meskipun beberapa kontainer mungkin menggunakan bahan lain seperti aluminium atau fiberglass untuk tujuan tertentu. Kontainer berfungsi sebagai “kotak” yang aman dan efisien untuk menyimpan berbagai jenis barang, mulai dari elektronik dan pakaian hingga makanan dan bahan baku industri.

Kelebihan utama dari kapal kontainer adalah sistem bongkar muat yang otomatis, yang mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual dan meningkatkan kecepatan proses pengiriman. Teknologi navigasi yang canggih juga berkontribusi terhadap efisiensi operasional kapal ini, mengoptimalkan penggunaan bahan bakar selama perjalanan yang panjang.

Perdagangan global saat ini sangat bergantung pada kapal kontainer, karena produk sering kali dibuat dengan komponen dari berbagai negara. Dengan kemampuan untuk membawa muatan besar dengan biaya yang lebih rendah, kapal kontainer memberikan keuntungan bagi produsen dan konsumen, serta mendorong kemajuan ekonomi secara keseluruhan.

Di sisi lain, penggunaan kapal kontainer juga menjamin keamanan barang selama proses pengiriman. Peti kemas yang tertutup rapat melindungi muatan dari berbagai risiko, seperti cuaca buruk atau pencurian. Selain itu, sistem intermodal yang didukung oleh standarisasi kontainer memungkinkan barang berpindah antara moda transportasi tanpa perlu mengepak ulang, yang berarti efisiensi lebih lanjut dalam rantai pasok.

Sejarah dan Perkembangan Kapal Kontainer

Revolusi dalam sistem pengangkutan dimulai pada tahun 1956 ketika Malcolm McLean memperkenalkan konsep kontainerisasi. Inovasi ini memungkinkan barang untuk dikemas dalam kontainer yang standar, sehingga proses bongkar muat menjadi jauh lebih cepat dan efisien. Penurunan biaya bongkar muat hingga 90% berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perdagangan internasional, dan menjadikan kontainer sebagai fondasi bagi pengangkutan modern.

Standarisasi ukuran kontainer oleh International Organization for Standardization (ISO) pada tahun 1968 merupakan langkah penting yang mendukung pengangkutan barang secara global dengan cara yang konsisten. Dengan adanya standar, berbagai jenis kontainer bisa digunakan di seluruh dunia, memudahkan pengiriman barang lintas negara tanpa hambatan.

Perkembangan teknologi juga turut andil dalam meningkatkan kapasitas kapal kontainer dari tahun 1970-an hingga 2000-an. Kapal yang sebelumnya hanya bisa mengangkut 2.000 Twenty-foot Equivalent Units (TEU) kini mampu membawa lebih dari 6.000 TEU. Inovasi teknologi, termasuk penggunaan crane otomatis dan konsep hub-and-spoke dalam distribusi, semakin mempercepat dan meningkatkan efisiensi pengangkutan.

Sejak tahun 2006, era Post-Panamax dan Ultra Large Container Ship (ULCS) dimulai, dimana kapal-kapal kontainer super besar seperti Emma Maersk, yang dapat memuat hingga 15.500 TEU, menjadi simbol kemajuan dalam industri maritim. Kapal-kapal ini dirancang untuk mengurangi biaya per unit barang yang diangkut serta meningkatkan daya saing.

Kini, kapal kontainer modern kelas Ultra Large Container Vessel (ULCV) yang mampu mengangkut lebih dari 20.000 TEU seperti Ever Ace yang mampu memuat hingga 23.992 TEU, mulai beralih ke bahan bakar alternatif dan teknologi otomatisasi. Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam operasional kapal memberikan peluang untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan dari pengangkutan barang, sehingga menciptakan sistem logistik yang lebih berkelanjutan di masa depan.

Jenis dan Klasifikasi Kapal Kontainer

Kapal kontainer menjadi tulang punggung perdagangan global, memungkinkan distribusi barang secara efisien ke seluruh penjuru dunia. Klasifikasi kapal kontainer didasarkan pada beberapa parameter utama, seperti ukuran dan metode penanganan kargo. Berikut adalah berbagai jenis dan klasifikasinya.

Klasifikasi Berdasarkan Ukuran

Ukuran kapal kontainer menjadi faktor utama dalam menentukan jalur pelayaran dan kapasitas muatnya. Standarisasi ukuran kapal didasarkan pada batasan geografis tertentu, seperti dimensi kanal atau kedalaman pelabuhan.

1. Small Feeder
Kapal kontainer terkecil dengan kapasitas kurang dari 1.000 TEU (Twenty-foot Equivalent Unit). Small Feeder umumnya digunakan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kecil ke hub utama. Kapal jenis ini biasanya beroperasi di wilayah dengan volume perdagangan yang rendah atau di daerah yang sulit dijangkau oleh kapal-kapal besar. Selain itu, Small Feeder juga berperan penting dalam mendistribusikan barang dari pelabuhan besar ke pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitarnya, sehingga menciptakan rantai logistik yang lebih efisien.

2. Feeder
Berukuran lebih besar dari Small Feeder dengan kapasitas antara 1.000 hingga 3.000 TEU. Kapal jenis ini umumnya digunakan untuk mendistribusikan muatan dari pelabuhan utama ke pelabuhan sekunder di wilayah regional. Feeder menjadi bagian penting dalam jaringan logistik, karena mampu menjangkau pelabuhan-pelabuhan kecil yang tidak dapat dilayani oleh kapal besar. Selain itu, kapal Feeder sering digunakan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di negara kepulauan atau kawasan dengan banyak titik distribusi.

3. Feedermax
Memiliki kapasitas antara 3.000 hingga 5.000 TEU, Feedermax berperan penting dalam sistem rantai logistik global. Kapal jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan menengah yang tidak dapat dilayani langsung oleh kapal-kapal besar seperti kapal kontainer utama. Feedermax membantu mendistribusikan muatan secara efisien dari pelabuhan utama ke pelabuhan sekunder atau sebaliknya, sehingga mempercepat proses pengiriman barang dan mengurangi waktu tunggu di pelabuhan besar.

4. Panamax
Kapal ini dirancang khusus untuk melewati Terusan Panama sebelum dilakukan ekspansi pada tahun 2016, yang memungkinkan kapal dengan ukuran lebih besar untuk melintas. Panamax memiliki kapasitas muatan berkisar antara 4.500 hingga 5.100 TEU (Twenty-foot Equivalent Unit) dengan lebar maksimum 32,31 meter. Ukuran ini menjadi standar internasional untuk pengiriman barang melalui Terusan Panama sebelum ekspansi, sehingga banyak kapal kargo global yang disesuaikan dengan spesifikasi ini.

5. Suezmax
Kapal dengan ukuran yang dirancang khusus untuk dapat melintasi Terusan Suez tanpa hambatan. Kapal jenis ini memiliki kapasitas angkut yang dapat mencapai hingga 12.000 TEU (Twenty-foot Equivalent Unit), meskipun kapasitas aktualnya bergantung pada draft kapal, kedalaman perairan, serta kondisi geografis dan hidrologis di sekitar Terusan Suez. Suezmax sering digunakan untuk pengangkutan minyak mentah, produk minyak, atau peti kemas dalam jumlah besar, menjadikannya salah satu kapal penting dalam perdagangan internasional.

6. Post-Panamax
Dikembangkan setelah batas ukuran Panamax dirasa kurang memadai untuk mengakomodasi pertumbuhan perdagangan global. Kapal ini memiliki kapasitas yang jauh lebih besar, yakni antara 8.000 TEU hingga 12.000 TEU, dengan lebar yang melampaui batas Terusan Panama sebelum diperluas pada tahun 2016. Ukurannya memungkinkan pengangkutan barang dalam jumlah besar, sehingga efisien untuk rute pelayaran jarak jauh. Post-Panamax sering digunakan pada jalur pelayaran utama yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar di dunia, seperti di Asia, Eropa, dan Amerika Utara.

7. Post-Suezmax
Kapal jenis ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan Suezmax dan sering kali tidak dapat melewati Terusan Suez tanpa pembatasan, seperti pengurangan muatan atau penyesuaian lainnya. Post-Suezmax biasanya dirancang untuk mengangkut muatan dalam jumlah besar pada rute transkontinental. Kapasitasnya dapat melebihi 12.000 TEU, menjadikannya pilihan utama untuk perdagangan global yang melibatkan volume barang yang sangat besar, seperti pengangkutan kontainer atau minyak mentah. Kapal ini umumnya digunakan di jalur pelayaran utama yang tidak memerlukan transit melalui jalur air dengan keterbatasan ukuran.

8. Post-Malaccamax
Kapal kontainer yang lebih besar dari batas maksimum yang dapat melintasi Selat Malaka, biasanya memiliki panjang lebih dari 400 meter dan lebar sekitar 59 meter. Kapal ini dirancang untuk pelayaran langsung antar benua, menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama di dunia tanpa perlu transit di jalur pelayaran sempit seperti Selat Malaka. Dengan kapasitas yang bisa mencapai 18.000 TEU atau lebih, kapal ini mampu mengangkut berbagai jenis muatan dalam jumlah besar, sehingga sangat efisien untuk perdagangan global. Pengoperasian kapal Post-Malaccamax sering kali membutuhkan pelabuhan dengan fasilitas canggih, seperti derek super-post-Panamax dan kedalaman dermaga yang memadai.

9. Neopanamax
Muncul setelah perluasan Terusan Panama pada 2016, kapal ini dirancang untuk melewati kunci baru yang lebih besar di terusan tersebut. Dengan kapasitas hingga 14.000 TEU (Twenty-foot Equivalent Unit), kapal ini memiliki lebar sekitar 49 meter dan panjang maksimum mencapai 366 meter. Neopanamax menjadi standar baru untuk kapal kargo besar yang memanfaatkan jalur perdagangan utama dunia, memungkinkan pengangkutan barang dalam jumlah lebih besar secara efisien.

10. Ultra Large Container Vessel (ULCV)
Merupakan kapal kontainer terbesar di dunia dengan kapasitas lebih dari 20.000 TEU (Twenty-foot Equivalent Unit). Kapal ini dirancang khusus untuk mengangkut barang dalam jumlah besar dengan efisiensi tinggi, menjadikannya pilihan utama dalam perdagangan global. Biasanya, ULCV digunakan pada rute utama seperti Eropa-Asia yang memiliki volume perdagangan tinggi. Dengan panjang yang dapat mencapai lebih dari 400 meter dan lebar sekitar 60 meter, kapal ini dilengkapi teknologi canggih untuk navigasi dan manajemen kargo. Selain itu, ULCV juga dirancang untuk meminimalkan konsumsi bahan bakar per unit kargo, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan kapal kontainer berukuran lebih kecil.

Klasifikasi Berdasarkan Metode Penanganan Kargo

Selain ukuran, kapal kontainer juga diklasifikasikan berdasarkan metode penanganan kargo. Hal ini berkaitan dengan cara muatan dimasukkan dan dikeluarkan dari kapal. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai metode-metode tersebut:

1. LoLo (Lift-on/Lift-off) Container Ships

LoLo (Lift-on/Lift-off) Container Ships

Kapal jenis ini, yang dilengkapi dengan derek (crane), memainkan peranan penting dalam proses pemindahan kontainer antara kapal dan pelabuhan. Derek yang digunakan dapat berupa alat pengangkat yang telah terintegrasi dengan kapal itu sendiri atau fasilitas crane yang disediakan di pelabuhan tempat kapal berlabuh. Keunggulan dari penggunaan kapal jenis ini adalah efisiensi ruang, mengingat kapal tidak memerlukan area khusus untuk akses kendaraan, sehingga dapat mengoptimalkan ruang yang tersedia.

Selain itu, kapal ini menawarkan fleksibilitas yang tinggi, memungkinkan akses ke pelabuhan kecil atau lokasi yang terpencil, di mana keberadaan fasilitas dermaga khusus untuk kendaraan mungkin tidak tersedia. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Salah satu di antaranya adalah waktu bongkar muat yang cenderung lebih lama jika dibandingkan dengan metode pengangkutan lainnya, karena proses ini sangat tergantung pada kecepatan dan efisiensi dari crane yang digunakan. Kelemahan lain adalah perlunya tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman untuk mengoperasikan derek secara aman dan efektif.

Secara umum, penggunaan kapal dengan sistem crane ini sangat cocok untuk pelabuhan yang memiliki infrastruktur terbatas atau bagi daerah-daerah yang tidak memiliki akses mudah ke fasilitas dermaga. Kapal ini biasanya dimanfaatkan untuk pengangkutan barang-barang umum maupun kontainer standar, sehingga dapat memenuhi kebutuhan logistik di berbagai lokasi yang tidak terjangkau oleh metode transportasi lainnya.

2.ROCON (Roll-on/Roll-off + Container) Ships

ROCON (Roll-on/Roll-off + Container) ShipsROCON adalah jenis kapal yang menggabungkan fungsi kapal RoRo dan kapal kontainer, sehingga memberikan fleksibilitas dalam pengangkutan. Dengan desain yang memungkinkan kendaraan pengangkut kontainer seperti truk atau trailer untuk langsung naik dan turun kapal melalui jalur miring (ramp), ROCON menawarkan cara yang efisien untuk melakukan pengiriman barang.

Keunggulan utama dari ROCON adalah proses bongkar muat yang berlangsung cepat, dibandingkan dengan metode tradisional yang seringkali memerlukan alat berat seperti crane. Situasi ini sangat menguntungkan bagi perusahaan yang bergerak di sektor logistik yang mengutamakan kecepatan, seperti industri otomotif yang sering kali harus memenuhi tenggat waktu yang ketat. Selain itu, ROCON juga dapat digunakan untuk pengangkutan peralatan berat yang memerlukan penanganan khusus.

Namun, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kebutuhan untuk memiliki pelabuhan dengan fasilitas ramp khusus, yang mungkin tidak tersedia di semua lokasi. Selain itu, kapasitas kargo pada kapal ROCON bisa lebih terbatas. Hal ini disebabkan oleh adanya area yang dialokasikan untuk kendaraan, sehingga ruang yang tersedia untuk kontainer mungkin tidak sebesar pada kapal kontainer biasa.

Dalam prakteknya, ROCON terutama digunakan untuk pengangkutan kendaraan bermotor, alat berat, dan kontainer yang memerlukan pengiriman langsung tanpa proses bongkar muat yang rumit. Kapal ini sangat efektif dalam mendukung industri otomotif dan proyek-proyek infrastruktur besar, memberikan solusi pengangkutan yang cepat dan efisien bagi perusahaan yang bergerak di bidang tersebut.

Kontainer

Sebagai unit dasar dalam industri pengapalan, kontainer memainkan peran penting dalam efisiensi distribusi barang. Berbagai jenis dan ukuran kontainer telah dikembangkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan kargo yang beragam.

Jenis Container

  • Flat Rack Container adalah jenis kontainer yang memiliki sisi terbuka, dirancang khusus untuk mengangkut barang-barang yang besar atau berat seperti mesin industri, kendaraan, dan material konstruksi. Kelebihan dari kontainer ini adalah kemampuannya untuk memuat barang-barang yang memiliki dimensi lebih besar yang tidak bisa masuk ke dalam kontainer tradisional
  • Dry Van Box Container merupakan kontainer standar yang paling umum digunakan dalam logistik untuk pengangkutan barang kering. Dengan desain tertutup, kontainer ini melindungi barang dari cuaca dan pencurian, sehingga menjadi pilihan utama untuk pengiriman barang yang tidak memerlukan ventilasi khusus.
  • Tunnel Container memiliki pintu di kedua ujungnya, yang memberikan kemudahan dalam akses untuk bongkar muat barang. Kontainer ini sangat cocok untuk barang yang memerlukan kecepatan dalam akses, seperti dalam pengiriman barang yang harus segera diproses atau diambil.
  • Side Open Container dirancang dengan sisi yang dapat dibuka, memungkinkan pemuatan barang yang lebih lebar atau panjang, seperti kayu, pipa, atau produk-produk lain yang tidak dapat dimuat dari atas ataupun belakang. Dengan desain ini, proses loading dan unloading menjadi lebih efisien.
  • Cylindrical Tank Container digunakan untuk mengangkut cairan atau gas, termasuk bahan kimia, minyak, dan minuman. Kontainer ini terbuat dari bahan yang tahan korosi untuk memastikan kargo tetap aman selama pengangkutan dan menghindari risiko kebocoran.
  • Thermal Container memiliki lapisan isolasi yang menjaga suhu di dalam kontainer, menjadikannya sangat cocok untuk pengangkutan barang yang memerlukan suhu stabil, seperti produk makanan atau farmasi yang sensitif terhadap perubahan suhu.
  • Open Top Container adalah jenis kontainer yang memiliki bagian atas terbuka, dan biasanya dilindungi dengan penutup terpal. Kontainer ini ideal untuk barang-barang tinggi yang tidak bisa dimasukkan melalui pintu, seperti besi beton atau material konstruksi yang lain.
  • Refrigerated Container dilengkapi dengan sistem pendingin yang menjaga suhu barang di dalamnya, sangat ideal untuk pengiriman makanan beku, produk farmasi, atau barang lainnya yang memerlukan kontrol suhu yang ketat selama proses pengangkutan.

Ukuran Container

Ukuran container digunakan dalam industri pengangkutan dan logistik untuk menentukan kapasitas dan dimensi ruang yang tersedia untuk menyimpan barang.

Kontainer standar merupakan salah satu komponen penting dalam industri pengiriman barang secara global. Dengan dimensi lebar 8 kaki (2,44 m) dan tinggi 8 kaki 6 inci (2,59 m), kontainer ini dirancang untuk mampu menampung berbagai macam barang dengan efisiensi ruang yang baik. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan akan ruang penyimpanan yang lebih besar, kontainer tipe “High Cube” atau “hi-cube” yang memiliki tinggi 9 kaki 6 inci (2,90 m) telah menjadi pilihan yang semakin populer, terutama untuk pengiriman barang yang membutuhkan lebih banyak ruang vertikal.

Dan ukuran kontainer lainnya adalah :

  • 20 Foot : Container ini memiliki panjang sekitar 6,06 meter. Cocok untuk pengiriman barang dalam jumlah kecil hingga menengah. Kapasitas muatan kotor sekitar 33 kubik meter.
  • 40 Foot : Dengan panjang sekitar 12,19 meter, container ini adalah pilihan populer untuk pengiriman barang dalam jumlah besar. Kapasitas muatan kotornya sekitar 67 kubik meter.
  • 41 Foot : Kontainer RACE Australia dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan transportasi barang di Australia. Dengan dimensi panjang 41 kaki (12,5 meter) dan lebar 2,5 meter (8 kaki 2 inci), kontainer ini dioptimalkan untuk memuat palet standar yang umum digunakan di negara tersebut. Hal ini memungkinkan kontainer untuk memuat hingga 40 palet sekaligus, sehingga sangat efisien untuk pengiriman barang dalam jumlah besar. Desain yang lebih lebar ini memberikan keuntungan dalam kapasitas muatan, sehingga membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi logistik.
  • 45 Foot : Sedikit lebih panjang dari container 40 foot, dengan panjang sekitar 13,72 meter. Menawarkan lebih banyak ruang untuk pengiriman barang yang lebih besar tanpa perlu menggunakan dua container.
  • 48 Foot : Kontainer 48 kaki adalah ukuran kontainer yang pertama kali dipasarkan oleh American President Lines (APL) pada tahun 1986. Ukuran ini sesuai dengan peraturan federal tahun 1983 dan memiliki kapasitas volume 29% lebih banyak dibandingkan High-Cube 40 kaki, meskipun biaya pemindahan hampir sama dengan truk atau kereta api.
  • 53 Foot : Panjang container ini sekitar 16,15 meter dan biasanya digunakan untuk pengangkutan barang di darat, terutama di Amerika Utara. Memiliki kapasitas yang lebih besar, sehingga ideal untuk pengiriman barang dalam jumlah sangat besar. Pada akhir 1980-an, pemerintah federal mengizinkan peningkatan panjang trailer menjadi 53 kaki pada 1990, dan kontainer 53 kaki diperkenalkan pada 1989. Kontainer ini memiliki kapasitas 60% lebih banyak daripada kontainer 40′. Pada 2007, APL memperkenalkan kontainer 53 kaki yang dapat beroperasi di laut, namun pada 2013 berhenti menawarkan ruang untuk kontainer tersebut di kapal trans-Pasifik. Pada 2015, Crowley dan TOTE Maritime mengumumkan pembangunan kapal untuk perdagangan Puerto Rico dengan desain untuk kontainer 53 kaki. Oceanex di Kanada menawarkan layanan laut untuk kontainer berukuran 53 kaki ke Newfoundland, dan kontainer ini juga digunakan di rute internasional Asia Pasifik.
  • 60 Foot : Canadian Tire dan Canadian Pacific Railway memperkenalkan kontainer intermodal 60 kaki pertama di Amerika Utara pada April 2017. Kontainer ini dapat diangkut dengan truk khusus dan rel kereta api. Canadian Tire memperkirakan peningkatan volume pengiriman barang per kontainer sebesar 13%. Namun, regulasi ukuran truk di AS lebih ketat, sehingga kontainer ini mungkin akan tetap eksklusif untuk Kanada.

Struktur dan Desain Kapal Kontainer

Struktur dan desain kapal kontainer merupakan aspek penting dalam industri pelayaran. Kapal kontainer dirancang untuk mengangkut barang dalam peti kemas dengan efisiensi maksimum. Struktur kapal terdiri dari bagian-bagian utama seperti Palka (Cargo Hold), Dek (Deck), dan Crane. Lambung kapal dirancang agar mampu menahan tekanan air dan memberikan stabilitas saat berlayar.

Desain kapal kontainer juga melibatkan tata letak yang cermat dari ruang penyimpanan untuk peti kemas, yang biasanya diletakkan di atas dek dan di dalam ruang kargo. Selain itu, kapal kontainer modern dilengkapi dengan sistem pengikat (Securing System) untuk menjaga agar peti kemas tetap aman selama perjalanan. Desain ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti aerodinamika, kekuatan material, dan kemampuan manuver untuk mengoptimalkan kecepatan dan efisiensi bahan bakar.

Dek (Deck)

Struktur dan desain kapal kontainer sangat penting untuk memastikan efisiensi dan keselamatan dalam pengangkutan barang. Dek kapal adalah bagian yang paling kritis, karena berfungsi sebagai dasar penopang untuk berbagai jenis muatan, yaitu kontainer.

Kekuatan dan daya tahan dek kapal dirancang agar mampu menahan berat dan tekanan dari kontainer yang diatur dalam beberapa lapis. Biasanya, kapasitas penumpukan kontainer di dek dapat mencapai antara 10 hingga 12 lapis yang memerlukan perhatian khusus dalam perhitungan beban dan distribusi berat.

Sistem Penahan Kontainer (Securing Systems)

Container Fitting GearSistem Penahan Kontainer adalah sebuah sistem yang dirancang untuk memastikan keamanan dan stabilitas kontainer yang digunakan dalam pengangkutan barang. Sistem ini meliputi berbagai metode dan alat yang bertujuan untuk mencegah pergeseran atau jatuhnya kontainer selama proses pengangkutan.

Beberapa Metode utama dari sistem penahan kontainer meliputi Lashing System, Locking System dan Buttress System yang membantu menjaga kontainer tetap pada posisinya.  Masing masing system ini memiliki dua kategori fittings, yaitu fixed fittings (Fitting Tetap), Perangkat yang dipasang secara permanen di dek atau struktur kapal dan loose fittings (Fitting Lepas), Perangkat yang dapat dipasang dan dilepas sesuai kebutuhan pengamanan kontainer.

Lashing Systems

Sistem pengikatan atau Lashing System adalah metode atau alat yang digunakan untuk mengikat, menahan, atau mengamankan barang dalam pengangkutan atau penyimpanan yang berfungsi untuk memperkuat stabilitas kontainer dengan menghubungkannya ke titik pengikatan di dek kapal atau Lashing Bridge, memastikan bahwa barang tetap stabil dan aman selama proses pemindahan. Kekuatan Lashing System atau disebut juga Lashing Gear diukur berdasarkan Maximum Securing Load (MSL) dan Breaking Load (BL).

Terdapat berbagai jenis Lashing System, termasuk :

A. Fix Fitting dalam Lashing System :

  1. Lashing Bridge Fitting adalah struktur baja yang dipasang di bagian atas dek kapal kontainer untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam proses pengikatan (lashing) kontainer yang disusun di atas kapal. Lashing Bridge memungkinkan penggunaan peralatan lashing pada posisi yang lebih tinggi, sehingga kontainer yang bertumpuk lebih tinggi tetap dapat diamankan dengan baik.
  2. Lashing Plates: Pelat yang digunakan untuk mengamankan tali pengikat, memastikan kontainer tetap di tempatnya.
  3. Lashing Eyes/Pad eye: Ini adalah titik pengikatan baja berbentuk cincin yang dipasang di dek atau Lashing Bridge yang Menjadi tempat pemasangan lashing rod untuk memberikan pegangan yang kuat.
  4. Lashing Pots: Wadah yang digunakan untuk mengamankan bagian dari tali pengikat.
  5. D-Rings: Struktur berbentuk huruf “D” yang berfungsi sebagai tempat pengikat untuk tali, memberikan kekuatan tambahan dalam pengikatan.

B. Loose Fittings dalam Lashing System :

  1. Rigid Rods atau Lashing Bar adalah Batang baja yang digunakan untuk mengikat kontainer ke Lashing Bridge atau Deck Lashing Point.
    Panjangnya bervariasi tergantung pada jumlah tumpukan kontainer yang dikombinasikan dengan turnbuckle untuk mengencangkan.
  2. Lashing Bridge Fitting adalah struktur tambahan yang dipasang di antara tumpukan kontainer yang berfungsi sebagai titik pemasangan lashing rod pada ketinggian yang lebih tinggi untuk meningkatkan keamanan bagi kontainer yang disusun lebih dari dua lapis.
  3. Lashing Chains digunakan sebagai alternatif dari lashing rod pada beberapa kapal. Biasanya lebih fleksibel tetapi membutuhkan tensioner untuk dikencangkan.
  4. Turnbuckles adalah Perangkat yang digunakan untuk mengatur tegangan pada lashing rod yang dapat dikencangkan atau dilonggarkan dengan memutar badannya untuk memastikan kontainer tetap dalam posisi stabil. 
Locking Systems

Locking System digunakan untuk mengunci kontainer dengan kontainer lain atau dengan dek kapal, mencegah pergeseran lateral atau vertikal. Berbeda dengan Lashing System yang bersifat fleksibel, Locking System bersifat statis dan bekerja dengan mekanisme penguncian mekanis.

A. Fix Fitting dalam Locking System

  • Deck Socket (Foundation Fitting) adalah Lubang di dek kapal yang menjadi tempat pemasangan twist lock atau stacking cone yang memastikan kontainer tetap berada di jalurnya saat dimuat.

  • Fixed Stoppers adalah Pembatas baja di dek untuk mencegah pergerakan lateral kontainer

B. Loose Fitting dalam Locking System

  • Twist-lock adalah Alat pengunci kontainer di sudut-sudutnya, mencegah pergeseran selama pelayaran yang tersedia dalam beberapa jenis:
    • Manual Twist Lock → Dipasang secara manual oleh awak kapal.
    • Semi-Automatic Twist Lock → Terlepas secara otomatis saat kontainer diangkat oleh crane.
    • Fully Automatic Twist Lock → Tidak memerlukan intervensi manual, dilepas saat kontainer diangkat.
  • Bridge Fitting (Horizontal Connector) Digunakan untuk menghubungkan dua kontainer yang berdampingan untuk memastikan kontainer tidak bergerak ke samping saat kapal berlayar.

  • Stacking Cones dipasang di antara tumpukan kontainer untuk mencegah pergeseran lateral. Berbeda dengan twist lock, stacking cone tidak mengunci tetapi hanya menjadi pembatas.

  • Midlock & Semi-Automatic Twist Lock adalah jenis locking system yang digunakan di antara kontainer dalam satu stack yang memberikan keamanan tambahan tanpa memerlukan peralatan lashing tambahan.

Buttress Systems

Buttress System adalah struktur pendukung tambahan yang digunakan di kapal kontainer untuk meningkatkan stabilitas kontainer yang disusun di atas dek kapal. Sistem ini terutama digunakan pada kapal yang membawa kontainer dengan tinggi lebih dari 5-6 lapisan di atas dek, di mana sistem Lashing Bridge dan Lashing Rod saja tidak cukup untuk menahan gaya lateral yang besar akibat angin dan pergerakan kapal di laut.

Sistem ini bekerja dengan memberikan titik lashing tambahan di posisi yang lebih tinggi daripada Lashing Bridge konvensional, sehingga memungkinkan pengikatan kontainer yang lebih tinggi secara lebih efektif.

Buttress System memiliki beberapa fungsi utama dalam pengamanan kontainer di kapal, yaitu meningkatkan Stabilitas Kontainer Bertumpuk Tinggi, Menahan Gaya Lateral akibat Angin dan Pergerakan Kapal, Memungkinkan Penggunaan Kapasitas Muatan yang Lebih Besar serta  Meningkatkan Efisiensi Lashing.

Buttress System terdiri dari beberapa bagian utama yang bekerja bersama untuk menahan kontainer yang bertumpuk tinggi:

A. Buttress Frame adalah struktur yang terbuat dari baja dan berfungsi sebagai dukungan penting di kapal. Pemasangannya dilakukan di dek atau di samping kapal, di mana fungsinya sangat krusial sebagai titik pengikatan utama untuk lashing, yaitu proses mengikat kontainer agar tetap aman selama pelayaran. Struktur ini harus mampu menahan beban lateral yang dihasilkan dari tumpukan kontainer yang berada di atasnya. Oleh karena itu, biasanya Buttress Frame dibuat dari baja berkekuatan tinggi, yang memberikan kekuatan dan stabilitas yang diperlukan untuk menjaga keselamatan dan integritas barang-barang yang diangkut. Desain dan kekuatannya sangat penting dalam memastikan bahwa kontainer tetap terpasang dengan kuat, bahkan dalam kondisi cuaca yang buruk atau saat kapal mengalami gelombang.

B. High-Level Lashing Points. Titik lashing ini merupakan elemen penting dalam sistem pengikat yang digunakan dalam transportasi barang, terutama pada kontainer. Titik lashing tambahan yang dipasang di Buttress Frame berfungsi sebagai titik sambungan yang berguna untuk memberikan dukungan tambahan pada pengikatan barang. Dengan adanya sistem ini, Lashing Rod yang lebih panjang dapat digunakan dengan lebih efektif untuk menghubungkan barang ke kontainer bagian atas, memastikan bahwa barang tetap aman dan stabil selama perjalanan. Penggunaan titik lashing tambahan dapat meningkatkan keamanan dan mengurangi risiko kerusakan pada barang yang diangkut.

C. Extended Lashing Rod adalah alat yang dirancang khusus untuk memberikan pengikatan tambahan pada kontainer yang diletakkan di posisi lebih tinggi. Dengan panjang yang melebihi lashing rod standar, alat ini memungkinkan pengguna untuk mengikat kontainer dengan lebih efektif dan aman melalui titik High-Level Lashing Points yang terletak pada Buttress Frame. Pengikatan yang lebih kuat ini sangat penting untuk menjaga stabilitas dan keamanan kontainer selama proses pengangkutan, terutama pada kontainer yang berada di atas atau di tumpukan yang tinggi. Dengan demikian, penggunaan Extended Lashing Rod meningkatkan perlindungan terhadap risiko tergelincir atau jatuhnya kontainer selama perjalanan.

D. Turnbuckle & Tensioner adalah perangkat pengencang yang digunakan untuk Lashing Rod, yang merupakan batang pengikat yang berfungsi untuk menjaga stabilitas dan keamanan kontainer, terutama saat berada di posisi tinggi, sehingga mencegah terjadinya pergeseran atau jatuhnya kontainer selama transportasi atau dalam penyimpanan.

E. Support Bracket. Pemasangan Penyangga ini pada dek bertujuan untuk memperkuat Buttress Frame, yang merupakan elemen struktural yang membantu mendistribusikan beban. Selain itu, Support Bracket dirancang untuk menyerap tekanan yang dihasilkan dari beban lashing yang tinggi, sehingga mencegah kerusakan pada struktur utama dan menjaga kestabilan keseluruhan.

Palka (Cargo Hold)

Palka (Ruang Cargo) merupakan area penyimpanan yang terletak di bawah dek kapal kontainer, dirancang khusus untuk menyimpan kontainer tambahan dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Ruang ini dilindungi oleh penutup kedap air (Hatch Cover) untuk menghindari kerusakan. 

Sistem Fully Cellular menawarkan desain di mana palka dilengkapi dengan Cell Guides, yang merupakan struktur baja vertikal yang membantu menjaga kontainer tetap teratur dan stabil tanpa memerlukan peralatan pengikat tambahan seperti yang digunakan di dek atas. Bagian bagian dari Palka (Cargo Hold) adalah :

  • Hatch Cover adalah penutup yang digunakan untuk menutupi lubang di kapal atau kontainer, melindungi isi dari air dan elemen luar. 
  • Hatch Coaming adalah bingkai yang mengelilingi lubang hatch, berfungsi sebagai penahan untuk menjaga agar air tidak masuk ke dalam. 
  • Cell Guides/Container Guides adalah struktur yang membantu mengatur posisi kontainer di dalam kapal, memastikan stabilitas selama pelayaran.
  • Locating Cones adalah alat yang membantu dalam penempatan kontainer dengan tepat di slot yang telah ditentukan. 
  • Anti-rack Spacers adalah komponen yang mencegah pergeseran atau penumpukan kontainer, meningkatkan keamanan dan stabilitas selama perjalanan.

Container Crane

Container crane adalah alat berat yang digunakan untuk memindahkan kontainer dari dan ke kapal di pelabuhan dan sebaliknya. Crane ini dirancang untuk menangani beban berat dengan efisiensi tinggi dan sering kali dilengkapi dengan teknologi canggih seperti sistem otomatisasi dan pengendalian jarak jauh. Terdapat berbagai jenis container crane, termasuk gantry crane dan Rotary Crane, yang masing-masing memiliki fungsinya sendiri dalam proses bongkar muat kontainer.

  • Rotary Cranes/Slewing Crane adalah jenis crane yang dapat berputar 360 derajat pada alasnya dan sering digunakan dalam industri konstruksi dan pelabuhan untuk mengangkat beban berat di area yang luas. Crane ini biasanya dilengkapi dengan boom yang panjang dan fleksibel.
  • Derrick Crane (Boom Crane) atau yang dikenal juga sebagai Boom Crane, adalah jenis crane dengan struktur vertikal yang memiliki boom yang bisa diangkat dan diturunkan. Derrick Crane sering digunakan dalam proyek-proyek yang memerlukan presisi, seperti pengeboran atau konstruksi gedung tinggi.
  • Quay Crane (QC) /Gantry Cranes adalah crane yang dirancang khusus untuk kegiatan di pelabuhan, terutama untuk memuat dan membongkar kontainer dari kapal. Crane jenis ini memiliki kapasitas angkat yang sangat tinggi untuk menangani beban yang berat dan digunakan di terminal kontainer.

Proses Operasional Kontainer

Proses bongkar muat kontainer tidak mungkin dilakukan tanpa peran krusial crane pelabuhan. Mesin raksasa ini berfungsi mengangkat, memindahkan, dan menata kontainer dengan akurasi tinggi. Ada beberapa jenis crane yang digunakan, seperti ship-to-shore gantry crane yang mampu menangani muatan besar secara efisien dan rubber-tyred gantry crane yang lebih fleksibel dalam pergerakan horizontal di terminal. Teknologi otomatisasi juga telah diterapkan dalam crane modern untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Stowage Container Plan

Stowage merupakan teknik pengaturan kontainer di kapal untuk memastikan distribusi bobot yang seimbang dan kemudahan akses saat proses bongkar muat. Prinsip pengaturan ini memperhatikan stabilitas kapal, kemudahan akses, serta jenis muatan. Kontainer yang lebih berat umumnya ditempatkan di bagian bawah untuk menurunkan pusat gravitasi kapal, sedangkan barang-barang yang lebih sensitif disimpan di area yang minim getaran. Di samping itu, pengaturan juga mempertimbangkan jenis kontainer seperti reefer yang membutuhkan akses khusus untuk proses pendinginan.

Container Stowage PlanProses pemuatan kontainer ke dalam kapal dilakukan secara sistematis dan menggunakan sistem tiga dimensi untuk menjelaskan posisi kontainer di atas kapal. Koordinat pertama adalah ruang (bay) yang dimulai dari bagian depan kapal dan bertambah ke belakang. Koordinat kedua adalah baris (row), di mana sisi kanan diberikan nomor ganjil dan sisi kiri diberi nomor genap. Baris yang paling dekat dengan garis tengah mendapatkan nomor yang lebih rendah, sedangkan angka akan meningkat untuk slot yang lebih jauh dari garis tengah. Koordinat ketiga adalah tingkat (tier), dengan tingkat pertama berada di bagian bawah ruang kargo, diikuti oleh tingkat kedua yang berada di atasnya, dan seterusnya.

Loading

Loading (pemuatan) di kapal kontainer adalah proses memasukkan dan menempatkan kontainer di kapal sesuai dengan stowage plan yang telah dirancang sebelumnya. Loading harus dilakukan dengan sistematis agar kapal tetap stabil, efisien dalam distribusi beban, dan mematuhi regulasi keselamatan maritim.

Pemuatan ini Menggunakan crane di terminal pelabuhan, sistem lashing, serta berbagai teknologi seperti Container Terminal Operating System (CTOS) untuk memastikan bahwa setiap kontainer ditempatkan sesuai rencana.

Proses loading kapal kontainer umumnya terdiri dari beberapa tahapan utama sebagai berikut:

A. Persiapan Sebelum Pemuatan

  • Stowage Plan: Disusun oleh stowage planner atau cargo officer berdasarkan berat dan jenis muatan, urutan pelabuhan tujuan, dan stabilitas kapal. Kontainer berat ditempatkan di bawah, ringan di atas.
  • Pemeriksaan Kapal dan Peralatan: Pengecekan ruang palka, deck fitting, cell guides, dan lashing gear. Hatch cover dibuka jika palka digunakan.
  • Koordinasi dengan Terminal Pelabuhan: Operator crane dan kapal berkomunikasi untuk menyinkronkan pemuatan, serta mencocokkan nomor dan berat kontainer dengan manifest.

B. Proses Pemuatan Kontainer 

  • Pengangkatan Kontainer dengan menggunakan crane (Ship-to-Shore atau Mobile Harbors) serta penguncian menggunakan twist lock atau spreader bar.

  • Penempatan Kontainer sesuai stowage plan di dalam palka atau di atas dek, dengan bantuan guidance system seperti cell guides dan locating cones.

  • Pemasangan Locking dan Lashing System, di mana twist lock atau stacking cone digunakan untuk mencegah pergeseran kontainer yang ditumpuk, sementara Lashing Rod dan Turnbuckle mengamankan kontainer di dek agar stabil saat kapal berlayar.

C. Pemeriksaan dan Finalisasi

  • Inspeksi Muatan dan Lashing: Cargo officer memeriksa kesesuaian kontainer dengan stowage plan dan pemasangan lashing.
  • Pemeriksaan Stabilitas Kapal: Kapten memeriksa trim, draft, GM, dan distribusi berat untuk menghindari free surface effect.
  • Pelaporan dan Dokumentasi: Data pemuatan dilaporkan dalam CTOS, dan cargo manifest serta loading plan dikonfirmasi sebelum keberangkatan kapal.

Discharge

Discharging adalah proses bongkar muat kontainer dari kapal ke pelabuhan tujuan sesuai dengan unloading plan yang telah disusun sebelumnya. Proses ini harus dilakukan secara efisien untuk menghindari keterlambatan operasional, memastikan keselamatan muatan, dan mengoptimalkan waktu kapal di pelabuhan.

Discharging melibatkan Ship-to-Shore (STS) Crane, container yard (CY) di pelabuhan, dan sistem Container Terminal Operating System (CTOS) untuk memastikan kontainer dikeluarkan sesuai urutan yang benar.

Proses discharging meliputi beberapa tahap penting:

A. Persiapan Sebelum Discharging

  • Penyusunan Unloading Plan: Oleh cargo planner berdasarkan tujuan pelabuhan, posisi kontainer, jenis muatan, dan urutan bongkar.
  • Pemeriksaan Kapal dan Peralatan: Deck officer dan crane operator memeriksa twist lock, lashing system, dan hatch cover, serta memastikan sistem keamanan.
  • Koordinasi dengan Pelabuhan: Komunikasi antara operator crane dan kru kapal mengenai urutan unloading serta mencocokkan informasi dengan manifest muatan.

B. Proses Discharging Kontainer meliputi beberapa langkah:

  1. Pelepasan Lashing System: Awak kapal atau Stevedores melepas lashing rod, turnbuckle, dan twist lock, memastikan kontainer tidak bergeser.
  2. Pengangkatan Kontainer oleh Crane: STS Crane mengangkat kontainer, twist lock otomatis terbuka pada semi-automatic; awak kapal melepas twist lock manual.
  3. Pemindahan Kontainer: AGV atau trailer membawa kontainer ke container yard, reefer container ke area dengan suplai listrik, dan kontainer berbahaya ke area sesuai regulasi.
  4. Pencatatan dan Verifikasi: Operator memverifikasi nomor dan kondisi kontainer, memperbarui data di CTOS dan manifest bongkar muat.

C. Pemeriksaan dan Finalisasi

  1. Inspeksi Akhir oleh Cargo Officer  untuk memastikan tidak ada kontainer yang tertinggal atau tidak terbongkar sesuai manifest. serta memeriksa stabilitas kapal setelah unloading untuk menghindari ketidakseimbangan.

  2. Penutupan Hatch Cover Jika tidak ada lagi kontainer di palka, hatch cover ditutup kembali untuk melindungi ruang palka dari air laut.

  3. Pelaporan ke Otoritas Pelabuhan Semua data kontainer yang telah dibongkar dikirimkan ke otoritas pelabuhan dan perusahaan pelayaran.

Scroll to Top